Beranda Humaniora Berada Ditengah Hutan, Satu Kampung di Cigeulis Belum Tersentuh Pembangunan

Berada Ditengah Hutan, Satu Kampung di Cigeulis Belum Tersentuh Pembangunan

726
Potret warga sedang membawa hasil alam dari Kampung Cangkeutuek melintasi jalan tanah dan licin/Foto: PIAN (pandeglang.bco.co.id)

PANDEGLANG, BCO.CO.ID – Salah satu wilayah di Kabupaten Pandeglang, yakni Kampung Cangkeuteuk, Desa Banyuasih, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, seolah menjadi daerah terisolir dari ‘dunia luar’. Pasalnya, aktivitas warga hanya ditopang oleh jalan setapak berukuran tak lebih dari 3 meter dengan tanah dan bebatuan yang dipasang warga untuk menghiasai jalan supaya tidak licin ketika dilintasi. Meski begitu, kampong yang berada ditengah hutan ini sama sekali belum pernah terjamah oleh pembangunan.

Untuk menuju lokasi, setidaknya dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam dari ruas Jalan Tanjung Lesung-Sumur. Namun jangan harap kendaraan roda empat bisa masuk menembus perkampungan tersebut, karena satu-satunya akses ke lokasi ini hanya berupa jalan setapak dan harus menyebrang tiga aliran sungai tanpa jembatan penyebrangan.

Salah seorang warga, Ariman (30) mengatakan, ada 20 rumah yang dihuni 25 kepala keluarga di kampung tersebut. Warga di wilayah ini telah puluhan tahun tinggal di perkampungan terisolir tersebut. Mereka bukan pendatang, namun merupakan warga asli yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani. Tapi selama tinggal di sana, warga tidak pernah merasakan ada pembangunan signifikan bagi keberedaan kampungnya. dilihat secara geografis, perkampungan Ariman merupakan salah satu wilayah pemasok hasil pertanian di Cigeulis yang tentu ramai hilir mudik orang apalagi jika musim panen tiba.

“Biasanya kalau panen, pisang, kelapa sama hasil alam lain itu banyak yang nyari ke sini. Tapi mau gimana, kami kadang susah mau ngejualnya ke luar. Jalan ini geh sebetulnya dibukanya sama warga aja gotong royong, dulu mah lebih parah dari ini kang,” kata Ariman, saat ditemui di lokasi, Rabu 31 Maret 2021.

Disebutkan, kondisi jalan di kampungnya sudah terjadi sejak tahun 2000 lalu. Sampai sekarang, belum ada pihak yang berinisiatif membangun sarana vital bagi warga setempat. Padahal, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses masyarakat yang biasa digunakan berpergian mengangkut hasil kebun dari kampungnya. “Ini mah sekolahnya lagi libur, kalau pas normal itu susah banget kang. Kasian, apalagi kalau habis hujan malamnya, anak-anak itu pasti enggak bisa lewat sungai karena airnya meluap,” terangnya.

Ia juga mengunkapkan, bahwa pernah ada petugas yang tidak diketahui instansinya darimana datang ke Kampung Cangkeuteuk untuk mengecek kondisi insfrastruktur, dan mengatakan akan ada pembangunan jalan, namun hinggal saat ini pembangunan jalan tersebut tidak kunjung ada. “Dulu pernah ada yang ngecek ke sini, katanya mau dibangun jalannya. Tapi sampai sekarang enggak pernah ada pembangunan. Ini mah kami bukan cuma ngerasa kayak dianaktirikan, kang, tapi udah kayak diterlantarin aja sama pemerintah,” terang Ariman.

Ia besama warga lainnya di kampung ini hanya bisa berharap pemerintah setempat bisa turun tangan membangunkan akses jalan ataupun fasilitas pembangunan lain umtuk menunjang kegiatan warga di daerah ini. Meski belum harus maksimal, namun pembangunan itu sangat berarti untuk warga. “Ya kita berharap Pemerintah Desa maupun Kecamatan bisa membangun atau mengusulkan jalan yang ada di wilayah kampung kita,” pungkasnya.

 

Sementara itu, Kepala Desa Banyuasih Iyat Sanjaya membenarkan kondisi infrastruktur ke kampung di wilayahnya masih belum tersentuh pembangunan secara merata. Namun Iyat mengklaim, kondisi saat ini masih lebih baik dibandingkan sebelum ia memimpin menjadi kepala desa. “Kalau saya harus ngomong, situasi sekarang dalam kondisi agak baik itu kang daripada dulu, dulu itu lebih parah mobil juga enggak bisa masuk sama sekali. Kalau sekarang, itu udah banyak perubahan,” kata Iyat Sanjaya, saat di konfirmasi melalui telpon seluler.

 

Iyat menuturkan, sudah ada beberapa upaya untuk mendukung mobilisasi warga yang tinggal di kampung terisolir tersebut. Salah satunya melalui pengerasan jalan dan memberikan bantuan bagi sejumlah warga setempat. Selain itu, Ia juga menyebutkan kalau masyarakat meminta agar dipercepat dibangukan jalan sangat sulit, hal itu dikarenakan bahwa masih banyak prioritas yang menyangkut masyarakat banyak. Namun, Ia berjanji akan memperbaiki akses ke wilayah tersebut secara bertahap. “Warga di sana juga kan hanya beberapa rumah saja, enggak banyak. Tapi InsyaAllah saya akan perbaiki secara bertahap,” pungkasnya. [PIAN]